Kamis, 07 Februari 2019

'Ibadurrahman (UG Al Iffah 1439 H)

PONDOK PESANTREN MAHASISWI (PPM) AL - IFFAH
Jl. Babakan Tengah, Gang Masjid No 77 RT 02 RW 08,
Dramaga, Bogor 16680
IG: aliffah.id ; FB: Ppm Aliffah ; Line: @swi4889w ;
Blog: ppmaliffah.blogspot.com ; Email: ppmaliffah@gmail.com



Hari/Tanggal   : Kamis, 20 September 2018
Waktu              : 21.00 - selesai
Tempat            : Musholah Al-iffah




Pertanyaan Santri :
Apa yang dimaksud dengan Ibadurrahman?

Jawab : Ibadurrahman menjadi bagian penting dari Upgrading Al Iffah, terdapat dalam QS Al Furqon ayat 63 sampai ayat terakhir. Dalam Al Qur'an disebut surah 'Ibadurrahman. Dalam ayat ini, perlu dijadikan pegangan dalam menjalankan kehidupan ini. Rosulullah akhlaknya adalah Al Qur'an. Minimal ayat-ayat ‘Ibadurrahman menjadi pegangan kita semua untuk dijadikan akhlak didalam kehidupan kita. Kata-kata akhlak menurut imam al gazali adalah amal yang spontan dimana amal itu adalah amal yang haq yag spontan yang dilakukan ikhlas karena Allah SWT. Untuk menjadi akhlak, perlu latihan, memahami dan diamalkan berulang-ulang sambil menghadirkan hati  sampai menjadi akhlak. Maka, dalam surah ‘ibadurrahman ini,  jika karakter-karakter ini diamalkan, Allah memberikan jaminan berupa surga. 

             Point-point penting ‘ibadurrahman:
             1.     QS. AL Furqon ayat 63
Dalam perjalanan hidup’Ibadurrahman, akhlaknya selalu rendah hati bukan rendah diri. Dan apabila orang-orang bodoh menyapa mereka, maka ia mengucapkan kata-kata yang baik. Orang-orang ibadurrahman semasa hidupnya selalu bertawadhu. Lawan kata tawadhu’ adalah takabbur. Ciri-ciri orang–orangnya adalah menolak yang haq dan merendahkan manusia yang lain. Jadi, kalau bicara tawadhu’ itu lawan dari dua karakter itu. Kalau tawadhu’itu mencintai yang haq. Dimana haq berasal dari Allah. ‘Ibadurrahman selalu mengejar, mencari Al haq yang dari Allah. Maka mereka orang-orang yang dekat dengan Alqur’an. Dalam Al qur’an yang memerintahkan kita mengikuti Rasul. Ayat 3 :31. “Jika kalian  cinta kepada Allah, maka ikutilah Rasul. Maka dengan begitu Allah akan mencintai kalian bahkan Allah akan mengampuni kalian, Allah maha pengampun lagi maha penyayang.” Santri Al Iffah harus menjdikan Al qur’an dan As sunnah sebagai pedoman dikehidupan sehari-hari.

            2.        Menghormati, menghargai, jangan menganggap diri sendiri lebih baik dari yang lain. Takabbur adanya 2 ciri ada pada iblis yaitu tidak patuh kepada perintah Allah (takabbur) serta iblis juga merendahkan adam. Bagaimana menghormati orang lain?. Kita hormat kepada orang lain itu dasarnya adalah taqwa. Ikram kepada orang lain karena ketaqwaannya. Q.S Al hujurat : sesungguhnya yang paling terhormat dihadapan Q.S 58:11.  Allah mengangkat derajat orang-orang yang beriman dan berilmu. Maka karna iman dan ilmunya. Allah mengangkat derajat mereka. Hal tersebut berkaitan dengan tawadhu’.  QS. Al-Furqon Ayat 63, disamping tawadhu, ibadurrahman punya akhlak yang luar bisa dalam kehidupannya adalah seorang da’i, dan da’iah menyeru kepada kebikan. Disebutkan bahwa  “Apabila orang-orang yang jahil menyapa ‘ibadurrahman menyapa dengan kata-kata yang tidak menyenangkan maka dia tidak mudah marah tetapi justru menjawab dengan kata-kata yang penuh dengan keselamatan. Ini yang menunjukkan bahwa ‘ibadurrahman adalah sebagai seorang Da’i dan Da’iyah”. Yang merehmehkan adalah orang-orang yang yang tidak mengerti (kurang faham). Dakwah belum masuk kepada mereka.   
Dalam kehidupan kita, harus kita selalu mengupgrade orang lain. Mengupgrade adalah meningkatkan untuk berbuat kebaikan. Sehingga, siapapun yang ketemu kita orang tersebut merasa terupgrade. Hal tersebut harus dibiasakan. Berlomba-lombalah untuk saling mengupgrade. Itu harus dijadikan akhlak. Kalau orang itu ketemu dengan kita, menyapa kita maka orang itu merasakan manfaatnya karena merasa terupgrade. Dalam hadist riwayat ibnu majah menyatakan “sebaik baik kamu adalah yang apabila ada orang lain melihatmu maka orang lain akan mengingat Allah”. Lagi liburan ketemu orang tuanya, sahabatnya
‘Ibadurrhman dakwahnya sudah tingkat tinggi. ‘Ibadurrahman bisa menahan emosinya. ‘Ibadurrhman dijadikan akhlak untuknya bangun malam untuk menunaikan tahajud. Maka orang tersebut akan merasakan terupgrade. Itu dengan begitu tidak akan pernah berfikir ataupun melakukan kedzoliman terhadap orang lain karena yang terfikir itu adalah untuk meningkatkan kualitas orang lain. Kalau semua orang seperti itu maka setan juga akan takut.
‘Ibadurrahman itu berdakwah dan dakwahnya sudah tingkat tinggi. 
Karena apa? Karena dia punya kecerdasan yang emosional. Bayangkan dia disapa dengan kata-kata yang tidak mneyenangkan. Rosulullah itu Rosul yang sangat mulia itu dibilangnya gila, tukang sihir. Rosulullah itu baru marah kalau ajaran islam dilecehkan tapi kalau menyangkut kepribadiannnya karena orang lain itu belum tahu maka itu dimaafkan bahkan di dakwahi. ‘Ibadurrahman itu jangan dibilang karakternya tidak ada sebagai da’i justru sebagai da’i yang kelasnya sudah tinggi. Dia  bisa menahan emosinya. Kemudian, dan “orang-orang yang melalui malam harinya dengan bersujud dan berdiri untuk Tuhan mereka”. Maksudnya, ‘ibadrurrahman itu melalui malam hari itu dijadikan akhlak untuknya qiyamullail. Itu menjadi akhlak ‘ibadurrhaman. Jadi santri al iffah harus menjadikan Qiyamul lail itu menjadi kebutuhannya.
 Q,S : 17 “Allah menyatakan bahwa sebagian malam bangunlah kalian diwaktu malam untuk menunaikan ibadah malam (tahajud) sebagai ibadah tambahan”. Hukumnya sunah muakkad (sunah yang dikuatkan). Jadi, hamba-hamba Allah yang sholeh itu kalau malam bangun untuk sholat tahajud, witir dan dzikir. Orang yang suka sholat malam itu maka pasti  Allah memberikan tempat yang terpuji dalam kehidupannya. Dalam seluruh kehidupannya itu terpuji. Kalau mereka diberikan amanah termasuk jabatan, jabatan publik misalnya. Maka jabatan itu dijalankan dengan kaidah-kaidanh dari Allah dan rosul-Nya sehingga jabatan itu terpuji. Tidak mendzolimi anak buahnya. Kalau dia berjalan diatas bumi maka perjalanannya itu perjalanan terpuji bukan perjalanan maksiat. Kalau dia bicara maka yang keluar dari lisannya itu adalah kata-kata yang terpuji bukan kata-kata yang kotor/dusta. Maqomammahmuda itu luas. Artinya seluruh kehidupannya itu adalah terpuji dihadapan Allah. Mengikuti apa yang menjadi ketetapan Allah dan Rosul-Nya sehingga terpuji. Kalau sedang menjadi mahasiswa, jadilah mahasiswa yang terpuji.   Idak sombong tetepi menjadi lulusan terbaik. Pun hidup di kehiduan masyarakat, akhlanya terpuji. Itu adalah akibat dari orang-orang yang suka sholat malam. Orang-orang yang suka sholat malam itu berstatement, berstaementnya itu dalam. Allah yang menjaga. Ada hadistnya yaitu barang siapa yang memusuhi kekasihku maka aku meyatakan perang kepadanya. Kemudian, hamba-hambaku yang melaksanakan kewajiban-kewajiban yang telah ditetapkan Allah dan rosul-Nya dan melakukan ibadah-ibadah sunnah diantaranya sholat malam maka kata Allah Aku Mencintainya. Dan begitu Allah mencintainya maka Allah yang menjaga pendengarannya, menjaga matanya, lisannya, akan menjaga kakinya dan tangannya. Itu orang yang suka sholat malam. Jadi matanya juga tidak sembarangan karena dijaga oleh Allah. Tangannya lisannya dijaga oleh Allah. Bahkan kalau mau melakukan kesalahan itu karena dijaga oleh Allah maka tidak terjadi.
Kemudian, orang-orang yang berkata” Ya Tuhan Kami jauhkanlah adzab-adzab jahannam dari Kami, sesungguhnya adzab jahannam itu adalah kebinasaan yang kekal. Sesungguhnya jahannam itu adalah seburuk-buruknya tempat kediaman. Jadi ‘ibadurrhaman itu hamba Allah yang sangat takut dengan siksa Allah sehingga dia berdo’a Allah semoga dijauhkan dari adzab jahannam. Tentu, do’a itu dalam do’a itu ada spirit amal. Ada semangat untuk beramal yang berkaitan dengan do’a itu. Jadi, kalau berdo’anya minta kepada Allah supaya dijauhkan dari adzab jahannam, maka spiririt amanlnya apa? Spririt amalnya adalah menjauhkan diri dari perbuatan yang tidak terpuji atau maksiat.  ‘ibadurrahman adalah orang yang sangat takut dengan siksa Allah. Dalam do’a itu ada SPIRIT AMAL.  Contoh : baca surah Al fatihah. Spirit amalnya adalah setelah sholat berusaha keras untuk selalu berada jalan yang lurus. Sholat di awal waktu dan berjama’ah. ‘ibadurrhman tidak mau /menghindari maksiat sekecil apapun. Kemudian, ‘ibadurrahman yang apabila menginfaqkan hartanya, mereka tidak berlebih-lebihan dan tidak pula kikir tetapi berada ditengah diantara demikian. Ayat Q.S 67. ‘ibadurrhaman adalah orang-orang yang suka berinfaq dan merupakan ciri orang yang beriman. Ini dia jadikan sebagai akhlak. Oleh karena itu, dia punya etos kerja yang tinggi, dan yakin betul bahwa Allah yang memberikan rezeki.
             Hikmah yang didapatkan dari Burung :
         1.   Tidak mau menyerah
         2.  Burung ini tidak lelet. Tidak pernah menyia-nyiakan kesempatan yang sudah ada. Kesempatan pertama mencari ilmu jangan sampai disia-siakan. Maka berusahalah. Ilmu adalah bagian dari rezeki. Mendengarkan kuliah tidak pernah disia-siakan. Setiap mau ngantuk ingat taman surga.  
        3.  ‘Ibadurrhaman punya akhlak selalu ingin memberi. Lebih baik memberi dari pada meminta
       4.   Ibadurrhaman punya aqidah yang sangat kuat. Tidak pernah menyembah kepada selain Allah (taghut). Terekpresikan sifat tauhid dalam kehidupannya. 

 


0 komentar:

Posting Komentar